Pewarta Nusantara
Menu CV Maker Menu

Simone Inzaghi

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Simone Inzaghi, Kebangkitan yang Mengesankan Menurut Roberto Mancini.

Simone Inzaghi telah lama berkarier sebagai pelatih, namun baru kali ini ia berhasil mencapai final Liga Champions. Perjalanan karier Inzaghi tidaklah mudah, dan ia mengalami berbagai tantangan sepanjang jalan.

Roberto Mancini, pelatih timnas Italia, melihat perubahan besar yang terjadi dalam hidup Inzaghi setelah Inter Milan berhasil lolos ke final Liga Champions. Mancini merasa senang melihat kesuksesan yang diraih Inzaghi bersama mantan klubnya tersebut.

"Dalam dunia kepelatihan, kita selalu dinilai berdasarkan hasil akhir," ujar Roberto Mancini kepada Corriere dello Sport.

"Semuanya telah berubah bagi Inzaghi dalam sebulan terakhir dan itu sangat fantastis," tambahnya.

Mancini dan Inzaghi memiliki hubungan yang sudah lama, bahkan mereka pernah bermain bersama di Lazio hampir tiga dekade yang lalu.

Karena itu, Mancini sangat memahami perjalanan yang telah dilalui oleh Inzaghi. Baik sebagai pemain maupun sebagai pelatih, Inzaghi mengalami pasang surut dalam performanya.

Sekarang, Mancini merasa senang melihat kebangkitan yang dialami oleh Inzaghi.

"Saya senang untuk Simone. Saya melihatnya bangkit sebagai pelatih dan sebagai pemain, dan dia melakukannya dengan sangat baik," tutup Mancini, mantan pelatih Inter Milan.

Baca juga: Simone Inzaghi Menyesal dan Ajak Inter Bangkit Setelah Kegagalan di Final Liga Champions

Kisah kebangkitan Simone Inzaghi menjadi sorotan menarik bagi Roberto Mancini, yang mengakui perubahan signifikan yang dialami oleh Inzaghi dalam waktu singkat.

Keberhasilan Inzaghi membawa Inter Milan ke final Liga Champions menjadi bukti nyata bahwa bakat pelatih hebat terus bermunculan di Italia.

Dengan pandangan positif dari Mancini dan dukungan dari mantan rekannya, Inzaghi dapat terus mengukir prestasi yang mengesankan dalam karier kepelatihannya. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Simone Inzaghi, pelatih Inter Milan, merasa sangat kecewa setelah timnya gagal meraih gelar juara Liga Champions.

Ia menganggap Inter benar-benar sial karena tidak mampu mencetak gol meski memiliki beberapa peluang emas. Inzaghi mengungkapkan kekecewaannya terhadap hasil tersebut, mengatakan bahwa timnya seharusnya pantas mendapatkan hasil yang lebih baik.

Meskipun kekecewaan begitu mendalam, Inzaghi tidak ingin pemainnya larut dalam kesedihan. Ia ingin para pemain melihat sisi positif dari perjuangan mereka dalam mencapai final.

Inzaghi mengajak mereka untuk tetap bangga atas musim yang telah mereka lalui dan penampilan mereka dalam final. Meski kalah dari tim kuat seperti Manchester City, Inzaghi percaya bahwa kekalahan ini dapat menjadi motivasi bagi tim untuk tampil lebih baik di musim mendatang.

Baca juga: Erling Haaland: Kilau Terpendam di Final Liga Champions

"Ini adalah momen yang sulit untuk kami semua dan wajar jika kami merasa kecewa. Namun, kita harus bangga atas apa yang telah kita capai musim ini dan penampilan kita di final. Kita bermain melawan lawan yang tangguh dan sejujurnya, kita tidak seharusnya kalah. Tetapi kita harus melihat ke depan dan menggunakan kekecewaan ini sebagai bahan bakar untuk tumbuh dan mencoba lagi di musim mendatang. Tim telah menunjukkan kemampuan bermain di level ini, kita memiliki banyak peluang dan seharusnya mendapatkan hasil yang lebih baik," ujar Inzaghi.

Dengan semangat yang tetap terjaga, Simone Inzaghi berharap Inter Milan dapat bangkit dari kegagalan ini dan kembali bersaing di Liga Champions musim depan. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Laga final Liga Champions antara Manchester City dan Inter Milan semakin mendekat, dan sorotan pun tertuju pada dua pelatih, Simone Inzaghi dan Pep Guardiola, yang memiliki rekam jejak yang mengesankan dalam partai final.

Inzaghi, yang telah membuktikan keahliannya dalam kompetisi piala, memiliki rekam jejak yang mengesankan dalam karier kepelatihannya.

Sejak memulai karier pada 2016 dengan melatih Lazio, Inzaghi belum pernah meraih gelar juara liga, namun ia telah mengangkat trofi Coppa Italia sebanyak tiga kali, satu kali bersama Lazio dan dua kali bersama Inter.

Selain itu, Inzaghi juga berhasil meraih empat Piala Super Italia, dua di antaranya bersama Lazio dan dua lainnya bersama Inter.

Rekor impresifnya terlihat dari fakta bahwa ia hanya kalah dalam satu laga final saja, yaitu pada Piala Super Italia 2017 saat masih menjadi pelatih Lazio dan kalah dari Juventus dengan skor 3-2. Sejak itu, Inzaghi telah membawa timnya ke tujuh final dan berhasil memenangkannya semua.

Pep Guardiola, bagaimanapun, juga memiliki rekam jejak yang mencolok dalam partai final. Sejauh karier kepelatihannya dengan Barcelona, Bayern Munich, dan Manchester City, Guardiola telah mencapai 30 partai final.

Dia berhasil memenangkan enam partai final pertamanya sebelum akhirnya mengalami kekalahan bersama Barcelona dari Real Madrid di final Copa del Rey 2011. Itu menjadi satu-satunya kekalahan Guardiola dalam 12 partai final yang ia jalani bersama Barcelona.

Namun, ketika bersama Bayern Munich, Guardiola menghadapi kesulitan dalam partai final. Dari tujuh partai final yang ia mainkan, ia hanya mampu memenangkan empat di antaranya, dan dua di antaranya dimenangkan melalui adu penalti.

Namun, ketika melatih Manchester City, rekor final Guardiola membaik. Dia berhasil memenangkan delapan dari sebelas laga final yang ia jalani bersama klub tersebut.

Baca juga: Pep Guardiola, Antara Ketegangan dan Tantangan Menghadapi Inter Milan di Final Liga Champions

Secara total, Guardiola telah memenangkan 23 dari 30 partai final yang ia mainkan sepanjang karier kepelatihannya.

Dengan rekam jejak yang mengesankan dari kedua pelatih ini, laga final antara Manchester City dan Inter Milan akan menjadi pertarungan menarik untuk melihat siapa yang akan keluar sebagai juara.

Semua mata akan tertuju pada Inzaghi dan Guardiola, yang memiliki ambisi besar untuk mengangkat trofi Liga Champions musim ini. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Yogyakarta - Simone Inzaghi Menegaskan Inter Milan Tidak Akan Bertahan dalam Laga Final Liga Champions Melawan Manchester City.

Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi, memastikan bahwa timnya tidak akan mengadopsi pendekatan bertahan ketika menghadapi Manchester City dalam laga final Liga Champions.

Meskipun menyadari kekuatan tim lawan, Inzaghi berjanji Inter akan tetap bermain dengan gaya menyerang yang telah menjadi ciri khas mereka.

Dalam mengomentari pertandingan yang akan datang, Inzaghi mengakui bahwa Inter Milan akan menghadapi lawan yang sangat kuat.

Manchester City dipandang sebagai salah satu tim terbaik di dunia, dengan pelatih Pep Guardiola yang diakui sebagai salah satu yang terbaik dalam profesi tersebut.

Namun, Inzaghi memastikan bahwa Inter tidak akan mengubah strategi mereka dan akan tetap fokus pada pendekatan permainan yang telah mereka kenal dengan baik.

Selain itu, Inzaghi juga memberikan pujian kepada Pep Guardiola atas kontribusinya dalam dunia sepak bola. Dia mengakui bahwa Guardiola telah menciptakan gaya permainan yang inovatif dan berhasil membangun tim yang solid di Manchester City.

Inzaghi menganggap Guardiola sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia dan mengakui kekuatan tim lawan yang memiliki pemain individu yang luar biasa, namun tetap bermain sebagai tim yang solid.

Dalam persiapan menjelang pertandingan tersebut, Inzaghi menegaskan bahwa Inter Milan akan mempertimbangkan setiap detail dengan seksama.

Baca juga: Simone Inzaghi Dilema Pilih Starting 11 di Final Liga Champions: Kejutan Besar yang Akan Ditunjukkan?

Mereka akan menjalani latihan yang intensif untuk mempersiapkan diri secara optimal dan menghadapi laga final dengan rasa percaya diri.

Pertandingan ini diharapkan menjadi pertarungan sengit antara dua tim kuat yang memiliki gaya permainan menyerang, sehingga menjanjikan pertunjukan sepak bola yang menarik bagi para penggemar. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara - Inter Milan semakin percaya diri setelah berhasil mengalahkan Torino dengan skor 1-0 dalam pertandingan terakhir Serie A musim 2022-2023.

Kemenangan ini merupakan yang kedelapan dari sembilan laga terakhir tim, sebuah catatan yang membanggakan dan memperkuat kepercayaan diri mereka menjelang final Liga Champions.

Pekan depan, Inter Milan akan menghadapi Manchester City di Istanbul, dan pelatih Simone Inzaghi semakin yakin menyambut pertandingan tersebut.

"Ini adalah impian besar kami, Liga Champions. Kami pergi ke sana untuk tampil sebaik mungkin melawan tim yang memiliki kualitas luar biasa," ujar Simone Inzaghi kepada DAZN.

Dia juga menambahkan bahwa timnya akan menjalani pertandingan ke-57 musim ini dengan penuh keyakinan. Pertandingan melawan Manchester City diprediksi akan berbeda dengan lawan-lawan sebelumnya, karena tim asal Inggris tersebut memiliki lini depan yang sangat kuat.

Simone Inzaghi menekankan kepada para pemainnya untuk siap menderita di lapangan dan menjaga keseimbangan saat berhadapan dengan Manchester City.

"Kami harus bersedia berjuang untuk merebut bola dari Manchester City, sambil tetap menjaga keseimbangan dalam serangan," ucapnya.

Pelatih Inter Milan juga menekankan pentingnya persiapan yang maksimal dan berharap agar seluruh pemain pulih dari cedera menjelang pertandingan tersebut.

Dalam menghadapi pertandingan final Liga Champions melawan Manchester City, Inter Milan telah memperoleh kemenangan yang mengesankan dalam beberapa pertandingan terakhir.

Hasil ini memberikan kepercayaan diri lebih kepada tim dan memperkuat motivasi mereka untuk meraih prestasi tertinggi di kompetisi ini. Simone Inzaghi sebagai pelatih menyatakan bahwa timnya akan berusaha keras untuk menampilkan performa terbaik melawan lawan yang memiliki kualitas luar biasa.

"Ini adalah momen yang sangat istimewa bagi kami. Kami memiliki impian besar dalam Liga Champions. Kami siap bermain melawan tim yang sangat kuat seperti Manchester City," ungkap Inzaghi kepada DAZN.

Baca juga: Torino dan Siap Melaju ke Final Liga Champions!" href="https://www.pewartanusantara.com/inter-milan-menang-tipis-melawan-torino-dan-siap-melaju-ke-final-liga-champions/" rel="bookmark">Inter Milan Menang Tipis Melawan Torino dan Siap Melaju ke Final Liga Champions!

Dia juga menekankan pentingnya keseimbangan dalam permainan, baik dalam menyerang maupun bertahan. Inzaghi ingin para pemainnya menderita bersama untuk merebut bola dari Manchester City, sambil tetap menjaga keseimbangan dalam serangan.

Inter Milan akan menghabiskan minggu ini untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin menjelang pertandingan tersebut. Mereka berharap agar seluruh pemain kembali fit dan siap berkontribusi secara maksimal.

Kedatangan di final Liga Champions merupakan pencapaian yang luar biasa bagi Inter Milan, dan mereka bertekad untuk memberikan penampilan terbaik demi meraih gelar juara. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara - Simone Inzaghi Semakin Ragukan Pilihan Starting 11 di Final Liga Champions. Simone Inzaghi, pelatih Inter Milan, semakin ragu dalam menentukan starting 11 untuk final Liga Champions.

Pada pertandingan terakhir di Turin, Inzaghi melakukan rotasi dan tidak memasukkan beberapa nama penting seperti Nicolo Barella, Francesco Acerbi, dan Federico Dimarco ke dalam starting 11.

Inter Milan berhasil menutup musim Serie A dengan kemenangan saat bertandang ke markas Torino dengan skor 1-0. Pemain yang menjadi bintang dalam pertandingan tersebut adalah Marcelo Brozovic yang mencetak gol tunggal bagi timnya.

Performa impresif dari Henrikh Mkhitaryan juga menambah kebingungan bagi Inzaghi dalam menentukan pemain yang akan bermain di final.

Selain itu, kerja sama antara Lautaro Martinez dan Romelu Lukaku juga berjalan cukup baik. Semua faktor ini membuat Inzaghi semakin bingung dalam menentukan komposisi pemain.

"Saya memiliki keraguan setiap hari dalam menentukan starting 11 karena kami memiliki banyak pemain hebat. Namun, besok kami akan istirahat dan menghadapi minggu yang sangat padat. Setelah itu, kita akan melihat," ujar Simone Inzaghi kepada DAZN.

"Ini bukanlah alasan bahwa pemain kunci seperti Brozovic dan Lukaku absen selama lima bulan. Bagi kami, sangat penting bahwa mereka kembali dengan performa terbaik mereka," tambahnya.

Simone Inzaghi Penuh Emosi Menjelang Final Liga Champions. Meskipun Serie A sudah berakhir, Inter Milan masih memiliki satu pertandingan yang sangat penting untuk dimenangkan, yaitu final Liga Champions melawan Manchester City.

Bagi Simone Inzaghi, pelatih Inter Milan, ini adalah final Liga Champions pertamanya dalam karier.

Perasaan emosional semakin menguat dalam diri Inzaghi menjelang pertandingan tersebut. Ia mengakui bahwa ini adalah tantangan besar yang dinantikan dengan rasa kecemasan yang tinggi.

"Jelas saja, rasa emosional yang saya rasakan semakin kuat. Ini adalah tantangan besar yang kami nantikan dengan penuh kecemasan," tutup sang nakhoda.

Baca juga: Simone Inzaghi Menghadapi Tantangan Besar: Inter Milan Bukan Favorit di Final Liga Champions Melawan Manchester City

Dalam final nanti, Inzaghi harus mengambil keputusan yang sulit dalam menentukan starting 11 terbaik untuk melawan tim kuat seperti Manchester City.

Kepandaian dalam membaca situasi dan pemahaman terhadap potensi pemain akan menjadi faktor kunci dalam upaya Inter Milan meraih gelar juara Liga Champions. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara - Torino dan Inter Milan bertemu dalam pertandingan pamungkas Liga Italia yang menjadi modal penting bagi Inter menjelang final Liga Champions melawan Manchester City.

Torino berusaha menekan Inter di awal-awal pertandingan dengan serangan yang cukup mengancam. Pada menit ke-13, Samuele Ricci hampir mencetak gol untuk Torino, tetapi sepakannya melebar tipis dari gawang yang dijaga oleh Samir Handanovic.

Inter Milan berhasil meraih kemenangan tipis 1-0 atas Torino. Gol tunggal dalam pertandingan ini dicetak oleh Marcelo Brozovic pada babak pertama.

Pada menit ke-22, Inter mengancam melalui sepak pojok yang diambil oleh Hakan Calhanoglu dan berhasil diteruskan oleh Denzel Dumfries. Sayangnya, tembakan Dumfries langsung berada dalam pelukan kiper Torino, Vanja Milinkovic-Savic.

Marcelo Brozovic menjadi pahlawan bagi Inter pada menit ke-37 ketika ia berhasil mencetak gol dari luar kotak penalti. Gol tersebut membuat Inter unggul 1-0 dan mereka mampu mengendalikan tempo pertandingan hingga akhir babak pertama.

Setelah turun minum, Inter melakukan pergantian pemain untuk mengubah strategi permainan. Lautaro Martinez dan Hakan Calhanoglu digantikan oleh Edin Dzeko dan Nicolo Barella pada awal babak kedua.

Pergantian pemain hampir membuahkan hasil pada menit ke-57 ketika Dzeko melepaskan tembakan mendatar yang berhasil dijangkau oleh Milinkovic-Savic, namun bola tersebut tidak menemui sasaran.

Torino juga tidak tinggal diam dan mencoba merespons. Pemain pengganti Yann Karamoh melepaskan tembakan dari sisi kiri pertahanan Inter yang membuat Handanovic harus berjuang untuk menyelamatkan gawangnya pada menit ke-60.

Kedua tim saling serang dengan intensitas yang tinggi, tetapi hingga akhir pertandingan tidak ada gol tambahan yang tercipta.

Kemenangan ini memberikan modal berharga bagi Inter menjelang final Liga Champions melawan Manchester City. Pertandingan final tersebut akan dilangsungkan di Istanbul pada akhir pekan mendatang.

Inter akan berusaha memanfaatkan momen positif ini untuk mempersiapkan diri secara maksimal guna meraih gelar juara di ajang bergengsi tersebut.

Berikut adalah susunan pemain Torino dan Inter dalam pertandingan ini. Torino menurunkan Vanja Milinkovic-Savic di posisi kiper, sedangkan Inter mengandalkan Samir Handanovic sebagai penjaga gawang.

Pemain-pemain seperti Romelu Lukaku, Marcelo Brozovic, dan Denzel Dumfries turut berperan penting dalam kemenangan Inter.

Dalam pertandingan ini, wasit juga memberikan kartu kuning kepada beberapa pemain. Singo dari Torino mendapatkan kartu kuning pada menit ke-58, sementara Calhanoglu dan Gosens dari Inter juga mendapatkan kartu kuning masing-masing pada menit ke-50 dan 68.

Baca juga: Massimiliano Allegri Tetap Bersinar Meski Juventus Dua Musim Tanpa Trofi: Rencana Ambisius Musim Depan!

Pertandingan ini menegaskan bahwa Inter Milan berada dalam kondisi yang baik menjelang final Liga Champions. Dengan semangat dan modal yang dimiliki, Inter akan berjuang untuk meraih gelar juara di kompetisi bergengsi tersebut.

Sementara itu, Torino meskipun kalah dalam pertandingan ini, tetap menunjukkan semangat dan kegigihan yang patut diapresiasi. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara - Simone Inzaghi mengungkapkan bahwa Inter Milan bukanlah favorit dalam Final Liga Champions. Ini menjadi final pertama bagi Inzaghi dalam Liga Champions, dan juga merupakan final pertama bagi Inter setelah 13 tahun.

Dalam sepekan, pertandingan final Liga Champions antara Manchester City dan Inter Milan akan berlangsung, dan Inzaghi sangat antusias menyambutnya.

Inter Milan akan berhadapan dengan Manchester City, tim yang telah menjadi runner-up Liga Champions selama tiga musim terakhir.

Inzaghi dan timnya berkomitmen untuk melakukan segalanya dalam pertandingan ini. Meskipun demikian, Inzaghi mengakui bahwa anak asuhnya tidak diunggulkan. Menurutnya, City memiliki keunggulan dengan pencapaian yang mereka raih musim ini.

"Dalam pertandingan ini, kami tentu saja bukanlah favorit. Namun, itulah yang membuat sepak bola menjadi begitu indah," kata Inzaghi kepada UEFA Magazine.

"Kami akan menghadapi salah satu tim terbaik di dunia yang dipimpin oleh seorang pelatih yang telah dikenal oleh semua orang. Bersama-sama, kami telah membuktikan bahwa kami mampu mencapai tahap ini," tambahnya.

Dalam menyambut final Liga Champions, Simone Inzaghi menyadari tantangan besar yang dihadapi Inter Milan dalam menghadapi Manchester City.

Meskipun tidak menjadi favorit, ia tetap optimis bahwa timnya akan memberikan pertandingan yang sengit dan menarik.

Simone Inzaghi mengungkapkan keinginannya untuk membawa Inter Milan meraih gelar juara. Meskipun Inter Milan menghadapi beberapa tantangan di musim ini, seperti penampilan yang tidak konsisten di Serie A, mereka berhasil keluar sebagai juara Coppa Italia.

Di sisi lain, Manchester City telah menguasai gelar Premier League dan mencapai final Piala FA. City juga memiliki keunggulan dalam hal kekuatan serangan dengan adanya Erling Haaland sebagai ujung tombak mereka.

Namun, Inzaghi menegaskan bahwa Inter Milan tidak akan merasa rendah diri. "Dengan segala hal yang kami alami musim ini, kami berharap dapat mengakhiri dengan gelar melalui final yang menarik," ujar Inzaghi.

Baca juga: Inter Milan Mengejutkan Dunia: Perjalanan Panjang Nan Melelahkan ke Final Liga Champions

Dengan demikian, penjelasan mengenai keinginan Simone Inzaghi untuk membawa Inter Milan menjadi juara di Final Liga Champions bukanlah sesuatu yang dapat diabaikan.

Harapannya adalah bahwa penjelasan mengenai keinginan Simone Inzaghi untuk membawa Inter Milan menjadi juara di Final Liga Champions ini dapat memberikan pemahaman yang bermanfaat. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara - Inter Milan telah menaklukkan perjalanan panjang yang melelahkan di Liga Champions.

Tidak ada yang memprediksi bahwa mereka akan mencapai tahap ini, karena mereka bukanlah unggulan dan bahkan diprediksi akan tersingkir dari fase grup.

Namun, I Nerazzurri berhasil membuktikan keberanian mereka dengan kembali ke final setelah 13 tahun.

Perjalanan Inter Milan tidaklah mudah. Mereka tergabung dalam grup yang sulit bersama Bayern Munich, Barcelona, dan Viktoria Plzen.

Kegagalan tampaknya sudah mengintai mereka setelah mereka kalah 0-2 dari Bayern Munich di Giuseppe Meazza. Namun, Inter Milan tidak menyerah begitu saja. Mereka berhasil mengatasi semua rintangan dengan mengalahkan Barcelona dan Plzen.

Setelah melalui fase grup, Inter Milan menghadapi lawan-lawan yang lebih mudah di fase knockout. Mereka berhasil mengalahkan dua raksasa Portugal, Porto dan Benfica, sebelum akhirnya bertemu dengan lawan berat, AC Milan, di semifinal.

Dalam pertemuan yang penuh tekanan tersebut, Inter Milan berhasil meraih kemenangan dan melaju ke final.

Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi, mengungkapkan rasa kelelahan mereka selama perjalanan ini, namun juga kebanggaan yang mereka rasakan.

"Ini merupakan perjalanan panjang yang melelahkan. Kami melaluinya dengan penuh kesulitan, tapi kami mencapai final yang layak kami dapatkan," kata Inzaghi kepada UEFA Magazine.

Ia juga menambahkan, "Sukses ini membuat kami sangat bangga. Sudah sangat lama sejak tim Italia berada di final Liga Champions."

Dengan semangat dan tekad yang kuat, Inter Milan siap melakoni pertandingan final yang akan menjadi momen bersejarah bagi mereka. Semoga mereka bisa meraih kemenangan yang membanggakan dan membawa pulang trofi Liga Champions.

Pertandingan Derby Della Madonnina kembali tersaji dalam ajang Liga Champions musim ini, mengingatkan kita pada pertemuan Inter dan AC Milan hampir dua dekade lalu di babak semifinal.

Pada masa itu, AC Milan berhasil meraih kemenangan dan melaju ke final. Namun, musim ini tampaknya keberuntungan berpihak pada Inter Milan.

Simone Inzaghi, pelatih Inter Milan, mengungkapkan bahwa semifinal melawan Milan telah meninggalkan kesan mendalam dalam pikirannya.

Dengan saling mengenal satu sama lain, ia menyaksikan pertandingan berlangsung di level yang berbeda dari biasanya.

"Kami melakukan segalanya untuk mencapai final. Kami sadar bahwa semifinal melawan Milan akan menjadi pertandingan yang berbeda," ungkap Inzaghi.

"Ini adalah pendekatan yang luar biasa dari kami. Kami berhasil mencetak dua gol dengan cepat dalam leg pertama dan meraih kemenangan lagi dalam leg kedua. Hal ini membuktikan bahwa kami pantas berada di final," tutup sang pelatih. (*Ibs)

Gunawan Prasetio Gunawan Prasetio
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Indonesia - Inter Milan mengalami kekalahan 1-3 melawan Napoli dalam pertandingan pekan ke-36 Serie A.

Pelatih Inter, Simone Inzaghi, menjelaskan alasan di balik keputusannya untuk melakukan rotasi besar-besaran dalam pertandingan tersebut.

Meskipun Inter belum aman di posisi empat besar dan melawan juara Liga Italia musim ini di kandang sendiri, Inzaghi merasa perlu melakukan rotasi mengingat jadwal yang padat.

Keputusan tersebut ternyata berdampak besar terhadap kekalahan Inter.

Salah satu pemain yang jarang menjadi starter, Roberto Gagliardini, mendapatkan kartu merah menjelang akhir babak pertama, sehingga Inter harus bermain dengan sepuluh pemain sepanjang babak kedua.

Meskipun ada penyesalan terkait keputusan tersebut, Inzaghi tetap berpendapat bahwa rotasi menjadi kebutuhan penting di tengah jadwal yang padat.

Inzaghi menyadari bahwa timnya akan memiliki lebih banyak ruang untuk bermain di babak kedua, namun kesalahan kartu merah yang terjadi menjadi naif.

Dalam 50 hari terakhir, Inter sudah menjalani 15 pertandingan, sehingga Inzaghi menganggap penting bagi seluruh pemain dalam skuatnya untuk berkontribusi dalam jadwal yang sangat padat.

Meskipun kekalahan ini memperlambat kemajuan Inter, Inzaghi merasa mendapat respons yang baik dari para pemain yang turun bermain.

Simone Inzaghi menyatakan bahwa saat ini mereka belum membahas masa depannya.

Setelah Inter Milan dipastikan lolos ke final Liga Champions, Presiden klub, Steven Zhang, mengonfirmasi bahwa Inzaghi akan tetap menjadi pelatih klub untuk musim depan.

Meskipun Inzaghi merasa senang dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya, saat ini fokusnya adalah pada pertandingan-pertandingan yang akan datang.

Dalam mengomentari masa depannya, Inzaghi mengungkapkan, "Saya sangat, sangat senang bahwa klub mempercayai saya, tetapi kami masih memiliki dua final lagi, salah satunya dalam tiga hari. Ini akan menjadi Final Piala kelima kami dalam dua tahun, jadi itu membantu tim untuk tumbuh dan menjadi dewasa. Kami belum benar-benar membahas masa depan."

Inzaghi menyadari bahwa ada tugas penting yang harus diselesaikan tim dan ia ingin memusatkan perhatian pada pertandingan-pertandingan tersebut.

Baca juga: 5 Fakta Menarik Manchester City Musim 2022-2023 Selain Juara Liga Inggris

Piala final menjadi fokus utama mereka saat ini, dan pembicaraan tentang masa depannya sebagai pelatih belum menjadi prioritas.

Inzaghi ingin timnya fokus sepenuhnya pada pencapaian yang akan datang dan memastikan mereka memberikan penampilan terbaik di lapangan.