Pewarta Nusantara
Menu CV Maker Menu

Sisilia

Ardi Sentosa Ardi Sentosa
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Internasional - Sebuah penemuan mengejutkan telah terungkap di Situs Arkeologi Segesta di pulau Sisilia, Italia.

Sebuah altar Yunani kuno yang berusia lebih dari 2.000 tahun telah ditemukan di area Acropolis Selatan. Menurut pemerintah daerah Sisilia, altar ini kemungkinan digunakan pada masa puncak pengaruh budaya Hellenic sebelum era kekaisaran Romawi pada abad pertama SM.

Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang peradaban yang berkembang di situs bersejarah ini. Menteri Kebudayaan daerah Sisilia, Francesco Paolo Scarpinato, mengungkapkan kekagumannya terhadap situs Segesta yang terus memberikan kejutan arkeologis.

Penggalian ini tidak hanya membawa potongan-potongan baru untuk memperluas pemahaman kita tentang situs ini, tetapi juga memberikan interpretasi baru tentang banyak peradaban yang hidup di sana selama berabad-abad.

Selain altar, para arkeolog juga menemukan relik berbentuk penyangga patung yang memperkaya pengetahuan kita tentang kehidupan dan kebudayaan masa lalu.

Penemuan ini memberikan bukti konkrit tentang warisan Yunani kuno yang kuat di pulau Sisilia dan mengingatkan kita akan kekayaan sejarah yang terkandung di setiap lapisan tanah.

Melalui upaya para arkeolog, kita dapat menggali kembali masa lampau dan memahami lebih baik peradaban yang telah ada sebelum kita.

Altar Yunani kuno ini merupakan saksi bisu dari zaman yang telah berlalu, dan penemuan ini menjadi bukti penting bagi penelitian dan pemeliharaan warisan budaya yang kaya di seluruh dunia. (*Ibs)

Baca Juga: Polda Kalimantan Timur Bersama OIKN Gencarkan Penertiban Tambang Ilegal

Erniyati Khalida Erniyati Khalida
1 tahun yang lalu

Pewarta Nusantara, Italia - Penerbangan menuju kota Catania di Sisilia timur terpaksa dihentikan setelah Gunung Etna, yang terletak di dekatnya, meletus dan memuntahkan abu vulkanik ke landasan pacu bandara.

Gunung Etna, dengan ketinggian 3.330 meter, seringkali menghadirkan aksi spektakuler dengan meletus beberapa kali dalam setahun, menyebabkan lahar dan abu terhampar di atas pulau Mediterania.

Terakhir kali letusan besar terjadi pada tahun 1992.

Otoritas bandara Catania mengumumkan bahwa penerbangan ke dan dari kota tersebut, yang merupakan tujuan wisata populer, akan ditangguhkan sampai kondisi keamanan normal dapat dijamin.

Gambar-gambar yang beredar di media Italia menunjukkan mobil-mobil di kota tersebut dilapisi oleh lapisan debu berpasir gelap akibat letusan Gunung Etna.

Letusan ini mengingatkan kita akan kekuatan alam yang mengagumkan dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh fenomena geologi seperti gunung berapi.

Gunung Etna di Italia, salah satu gunung berapi paling aktif di dunia, meletus pada hari Minggu, mengakibatkan bandara terdekat terpaksa ditutup setelah landasan pacunya tertutup oleh abu.

Gunung Etna di Italia Meletus, Bandara Terdekat Terpaksa Ditutup

Gunung Etna di Italia Meletus, Bandara Terdekat Terpaksa Ditutup (Foto: phys.org)

Gunung berapi ini terletak di pantai timur Sisilia, dekat dengan kota Catania. Institut Geofisika dan Vulkanologi Nasional Italia (INGV) melaporkan bahwa Gunung Etna mulai memuntahkan abu pada Minggu pagi.

Meskipun penutupan awan dan cuaca hujan menghalangi pandangan yang jelas tentang letusan tersebut, letusan Gunung Etna seringkali menghasilkan tontonan yang spektakuler dengan lava yang membara.

Gunung Etna, yang memiliki ketinggian 3.330 meter, merupakan gunung berapi tertinggi di Eropa dan seringkali meletus beberapa kali dalam setahun. Namun, letusan besar terakhir terjadi pada tahun 1992.

Akibat letusan ini, Bandara Catania yang terletak di dekatnya mengumumkan penutupan sementara hingga kondisi keamanan normal dipulihkan.

Penutupan sebagian wilayah udara bandara telah menyebabkan sejumlah keterlambatan dalam kedatangan dan keberangkatan pesawat menuju Sisilia, salah satu tujuan wisata populer di Italia.

Letusan Gunung Etna juga menyebabkan abu jatuh di seluruh kota Catania dan pemukiman terdekat di sepanjang lereng gunung, demikian laporan pejabat setempat.

Tidak ada laporan tentang korban jiwa, meskipun gambar-gambar media lokal yang diperoleh oleh Reuters menunjukkan mobil-mobil yang tertutup oleh lapisan tebal abu.

Baca juga: Wabah Kolera Merebak di Afrika Selatan: Sepuluh Nyawa Melayang

Letusan ini tidak terlalu mengejutkan, karena aktivitas vulkanik telah dilaporkan selama beberapa hari sebelumnya.

Layanan Proteksi Sipil Italia telah meningkatkan tingkat peringatan gempa bumi di gunung berapi ini dalam beberapa minggu terakhir, dengan mengatakan ada tanda-tanda "aktivitas erupsi rendah hingga sedang." Letusan Gunung Etna sebelumnya pada tahun 2021 berlangsung selama beberapa minggu.

Italia saat ini juga menghadapi bencana alam terpisah, karena serangkaian banjir mematikan di wilayah utara Emilia Romagna telah menewaskan setidaknya 13 orang dan mengungsi 36.000 orang lainnya.