Liga Europa
Pewarta Nusantara - Lucas Ocampos, pemain sepak bola yang saat ini bermain untuk Sevilla, mengungkapkan betapa berartinya gelar Liga Europa 2022-23 baginya.
Bagi Ocampos, gelar tersebut menjadi penebusan atas kegagalan yang pernah ia alami ketika bermain untuk Ajax. Pada awal musim 2022-23, Ocampos bergabung dengan Ajax sebagai pemain pinjaman dari Sevilla.
Namun, ia menghadapi kesulitan mendapatkan waktu bermain dan lebih sering duduk di bangku cadangan. Karena itu, Ocampos memutuskan untuk kembali ke Spanyol pada bulan Januari 2023.
Dilansir oleh pewarta nusantara dari laman Football Espana, Ocampos mengungkapkan bahwa ia baru saja melewati masa-masa yang sulit.
Hanya dirinya dan keluarganya yang benar-benar tahu seberapa buruknya situasi yang ia hadapi. Bagi Ocampos, sepak bola memberikan kesempatan penebusan yang datang begitu cepat.
Dalam waktu tiga bulan saja, hidupnya mengalami perubahan yang luar biasa. Dari seorang yang ditinggalkan dan tidak berlatih, kini ia menjadi juara Eropa.
Kedatangan Ocampos di Sevilla pada bursa transfer musim dingin menjadi titik balik penting bagi tim tersebut. Sebelum kedatangannya, Sevilla mengalami kesulitan dalam menunjukkan performa terbaiknya dan terpaksa berjuang di papan bawah klasemen.
Namun, sejak kepulangannya, Ocampos berhasil memberikan kontribusi yang signifikan. Dalam 29 penampilannya di paruh kedua musim ini, ia mampu mencetak lima gol dan memberikan tujuh assist.
Kontribusi Ocampos tidak hanya terbatas pada meraih gelar Liga Europa. Ia juga telah membantu Sevilla keluar dari zona degradasi.
Saat ini, tim tersebut berjuang untuk finis di 10 besar klasemen Liga Spanyol. Ocampos dan rekan-rekannya memiliki peluang untuk mencapai tujuan tersebut jika mereka mampu mengalahkan Real Sociedad dan Rayo Vallecano tidak mendapatkan poin dalam pertandingan melawan Real Mallorca.
Baca juga: Sevilla: Liga Europa adalah Agama Kami yang Tak Akan Pernah Tergoyahkan
Bagi Lucas Ocampos, gelar Liga Europa memiliki makna yang sangat penting dalam perjalanannya. Setelah melewati masa sulit di Ajax, ia berhasil mendapatkan kesempatan penebusan dan turut membantu Sevilla meraih kesuksesan. Ocampos berharap dapat melanjutkan performa gemilangnya dan mengakhiri musim ini dengan baik bersama timnya. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Jose Castro: Liga Europa, Agama bagi Sevilla yang Tidak Akan Dilepaskan Begitu Saja.
Sevilla kembali mencapai final Liga Europa untuk kali ketujuh dalam sejarah klub. Prestasi ini membanggakan presiden klub, Jose Castro, yang menjelaskan bahwa kompetisi ini memiliki makna yang sangat besar bagi Sevilla.
Sebagai juara enam edisi final sebelumnya, Sevilla tetap mempertahankan ambisi untuk keluar sebagai juara lagi di final yang akan digelar di Budapest.
Castro mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian timnya dan menyatakan bahwa mereka tidak akan melepaskan Liga Europa begitu saja.
"Kami memiliki kesempatan untuk bermain di final Liga Europa untuk kali ketujuh," ungkap Jose Castro seperti dikutip dari Marca.
"Mungkin ada klub lain yang akan mengabaikannya, tetapi kami tidak akan melakukannya. Bagi kami, kompetisi ini memiliki arti yang sangat penting.
Liga Europa sudah seperti agama bagi kami. Kami harus berjuang dan kami sudah mengeliminasi dua klub besar Eropa," lanjutnya.
Dengan tekad yang kuat dan pandangan Liga Europa sebagai sesuatu yang sakral, Sevilla berusaha untuk memenangkan gelar Liga Europa sekali lagi, menjadikan kompetisi ini sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas dan sejarah klub.
Keberhasilan Sevilla melaju ke final Liga Europa kali ini cukup mengejutkan mengingat tantangan yang mereka hadapi sepanjang musim ini. Tim ini mengalami masa-masa sulit dan bahkan melakukan tiga pergantian pelatih sepanjang musim.
Namun, setelah ditangani oleh Jose Luis Mendilibar, performa tim mulai stabil dan pemain seperti Erik Lamela dan rekan-rekannya mampu tampil lebih baik. Jose Castro, presiden klub, merasa senang dengan perubahan positif ini dalam dua bulan terakhir.
"Setelah tahun yang sulit dan rumit yang kami alami, kenyataannya adalah bahwa dalam dua bulan terakhir kami berhasil membalikkan keadaan," jelas Castro.
"Kami berhasil memperbaiki situasi tim, pergantian pelatih, dan juga menguatkan identitas klub kami. Kami benar-benar bangkit," tambahnya.
Baca juga: Jose Luis Mendilibar: Sebelum ke Sevilla, Tidak Ada yang Tahu Saya
Keberhasilan Sevilla membalikkan keadaan ini menjadi bukti ketangguhan dan ketekunan mereka dalam menghadapi tantangan.
Mereka siap bertarung dengan semangat juang yang tinggi dalam final Liga Europa, yang diharapkan akan menjadi momen peneguhan kebangkitan mereka sepanjang musim ini. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Prestasi besar telah diraih oleh Jose Luis Mendilibar, yang sebelumnya belum begitu dikenal oleh banyak orang.
Sebagai seorang pelatih, ini merupakan final pertama dalam karier yang menandai puncak kesuksesannya. Sebelumnya, Mendilibar lebih sering mengasuh klub-klub papan bawah seperti Real Valladolid, SD Eibar, Alaves, Levante, Osasuna, dan klub-klub divisi bawah.
Oleh karena itu, ketika ia ditunjuk menjadi pelatih Sevilla pada bulan Februari lalu, banyak yang meragukan kemampuannya, terutama karena klub tersebut sedang mengalami masa-masa sulit.
Mendilibar sendiri merasa bahwa ia telah sering diremehkan dalam karier kepelatihannya. Ia mengungkapkan bahwa baru sekarang, setelah membawa Sevilla ke final Liga Europa, orang-orang mulai mengenalinya.
"Saya sudah berada di divisi teratas selama 20 tahun dan seolah-olah tidak ada yang mengenal saya," ujar pelatih berusia 62 tahun ini.
Kehadirannya di final Eropa bersama Sevilla memberikan kesempatan baginya untuk membuktikan kemampuannya, dan akhirnya orang-orang mulai mengakui jasa dan prestasinya.
Dalam perjalanan menuju final Liga Europa, Mendilibar telah membuktikan kapasitasnya sebagai pelatih yang berpengalaman dan mampu menghadapi tantangan besar.
Ia berharap dapat memanfaatkan momentum ini dan membawa Sevilla meraih kesuksesan yang lebih besar lagi.
Sebagai seorang pelatih yang berpengalaman, Jose Luis Mendilibar telah menghabiskan enam tahun yang panjang di klub Eibar. Pengalamannya di klub tersebut memberikan banyak pengalaman berharga baginya.
Sekarang, di Sevilla, ia merasakan sensasi yang mirip, meskipun pada tingkat yang berbeda.
Mendilibar menyadari bahwa pendekatan yang ia gunakan di Eibar hampir sama dengan yang ia terapkan di Sevilla. Ia percaya bahwa prinsip dan strategi yang ia terapkan dapat memberikan hasil yang positif di kedua klub tersebut.
"Apa yang saya lakukan di Eibar hampir sama dengan apa yang saya lakukan di Sevilla," tambahnya.
Pelatih berpengalaman ini menyadari betapa besar artinya bagi Sevilla untuk mencapai final Liga Europa. Meskipun klub tersebut sudah terbiasa dengan kompetisi besar, Mendilibar merasa bahwa pencapaian ini sangat berarti.
"Saya tahu kami berada di final Liga Europa. Ini sangat besar untuk Sevilla meskipun mereka sudah terbiasa," tambahnya.
Mendilibar menegaskan bahwa bertahan selama lima tahun di Eibar memiliki tingkat penting yang sama dengan usahanya untuk membawa Sevilla meraih posisi empat besar atau lebih.
Ia mengakui bahwa setiap klub memiliki tantangan dan tujuan yang berbeda, tetapi bagi seorang pelatih, konsistensi dan keberhasilan jangka panjang di klub apa pun memiliki nilai yang sama. (*Ibs)
Pewarta Nusantara - Sevilla, tim sepak bola yang memiliki catatan yang mengesankan di final Liga Europa, tengah bersiap menghadapi pertandingan melawan AS Roma dengan semangat dan optimisme yang tinggi.
Bek Tanguy Nianzou bahkan menyebutkan bahwa Liga Europa telah menjadi bagian dari semangat mereka. Sevilla telah mencatatkan prestasi yang luar biasa di final Liga Europa, termasuk ketika kompetisi ini masih dikenal sebagai Piala UEFA. Mereka telah mencapai final sebanyak 6 kali dan selalu keluar sebagai pemenang.
Namun, kali ini Sevilla tidak bisa merasa terlalu percaya diri. Alasannya adalah karena pertandingan final akan digelar di Puskas Arena, Budapest, Hungaria.
Tempat tersebut memiliki kenangan buruk bagi mereka. Sebelumnya, Los Nervionenses pernah bermain di Puskas Arena pada Piala Super Eropa 2020 dan mengalami kekalahan dengan skor 1-2 dari Bayern Munich dalam pertandingan yang berlangsung hingga perpanjangan waktu.
Sevilla harus belajar dari pengalaman buruk mereka di Puskas Arena sebelumnya dan berusaha untuk mengubah nasib di tempat tersebut.
Meskipun memiliki rekam jejak yang mengesankan, mereka tidak boleh meremehkan lawan mereka, AS Roma. Pertandingan ini akan menjadi ujian sejati bagi Sevilla dan mereka harus memberikan yang terbaik untuk meraih gelar juara Liga Europa sekali lagi.
Baca juga: Sevilla Misi Mulia: Berikan Gelar Liga Europa untuk Nemanja Gudelj dan Sergio Rico!
Deja Vu Sevilla Kala itu, Sevilla berhasil unggul terlebih dahulu berkat gol penalti Lucas Ocampos hanya setelah 13 menit pertandingan dimulai. Namun, hanya 21 menit berselang, Leon Goretzka berhasil menyamakan kedudukan.
Kemudian, petaka datang pada menit ke-105. Gawang Los Nervionenses berhasil ditembus oleh sundulan Javi Martinez. Kejadian tersebut sungguh tak terduga, terutama karena Martinez baru saja masuk menggantikan Goretzka pada menit ke-99.
Deja vu mungkin menjadi perasaan yang menghantui tim dari Spanyol ini. Terlebih lagi, wasit yang akan memimpin pertandingan kali ini adalah Anthony Taylor.
Taylor juga merupakan wasit yang memimpin pertandingan saat Sevilla mengalami kekalahan dari Bayern pada Piala Super Eropa sebelumnya.
Sementara itu, AS Roma sendiri belum pernah bermain di stadion ini sebelumnya. Namun, mereka bisa mengambil pelajaran dari kesuksesan Juventus yang berhasil meraih kemenangan 4-1 melawan Ferencvaros pada fase grup Liga Champions 2020-2021. I Bianconeri menjadi satu-satunya klub Italia yang pernah berlaga di stadion ini.
Sevilla harus berhati-hati dan tidak mengulangi kesalahan masa lalu. Mereka perlu bermain dengan fokus penuh dan tidak meremehkan lawan.
Pertandingan ini akan menjadi ujian berat bagi mereka, dan mereka harus belajar dari pengalaman buruk sebelumnya untuk meraih hasil yang positif. (*ibs)
Pewarta Nusantara - Sevilla Dengan Tekad Mulia: Mengincar Gelar Liga Europa untuk Dua Sosok Berjasa!.
Mendekati pertandingan final Liga Europa melawan AS Roma, Sevilla tidak hanya memikirkan gelar semata, tetapi juga memiliki motivasi khusus untuk memberikan penghormatan kepada dua sosok penting di tim.
Jesus Navas, kapten Sevilla, mengungkapkan bahwa Nemanja Gudelj dan Sergio Rico menjadi fokus perhatian mereka.
Navas menyatakan, "Nema mendapatkan cinta kami. Semoga saja kami dapat mempersembahkan kemenangan untuk dia dan Sergio Rico yang menghadapi masa-masa sulit." Kata-kata ini mencerminkan rasa saling mendukung dan kebersamaan yang kuat di antara pemain Sevilla.
Nemanja Gudelj, gelandang Serbia, telah menjadi bagian integral dari tim Sevilla sejak tahun 2019. Sementara itu, Sergio Rico adalah seorang kiper yang tumbuh dan berkembang dalam sistem klub tersebut, menjadi bagian dari tim utama dari 2014 hingga 2020.
Sevilla berharap bisa menghadiahkan gelar Liga Europa kepada kedua sosok ini sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi dan dedikasi mereka.
Duka Mendalam Menghantui Sevilla: Gudelj dan Rico Mengalami Penderitaan Pribadi
Para pemain Sevilla, Nemanja Gudelj dan Sergio Rico, sedang mengalami masa-masa yang penuh duka. Gudelj mengungkapkan kesedihannya karena kehilangan bayi yang dikandung oleh istrinya, Anastasija Raznatovic.
Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, sang gelandang membagikan berita sedih tersebut kepada penggemarnya.
"Kami telah membagikan berita gembira dan kalian memberikan ucapan selamat. Terima kasih untuk itu. Sayangnya, kami sekarang punya berita buruk. Anastasija dan aku kehilangan bayi kami," ungkap Gudelj dengan penuh kepedihan.
Dalam situasi yang sulit ini, Gudelj mencoba mempertahankan semangat dengan mengatakan bahwa mereka akan mampu melewati momen yang menyedihkan ini dengan saling mendukung dan cinta.
Dia juga mengungkapkan harapannya akan mendapatkan dukungan semangat dari penggemar mereka.
Di sisi lain, Sergio Rico mengalami kecelakaan saat sedang berkuda yang menyebabkan cedera kepala. Kiper Paris Saint-Germain itu terjatuh dan segera dilarikan ke rumah sakit.
Saat ini, kondisinya belum mengalami perbaikan yang signifikan. Alba Silva, istri Rico, juga mengekspresikan kecemasannya melalui unggahan di media sosial.
Dia memohon agar Rico tidak meninggalkannya sendirian, karena dia tidak bisa membayangkan hidup tanpa kehadiran sang suami. Ungkapan cintanya yang tulus dan kekhawatiran yang mendalam tergambar dengan jelas dalam kata-katanya.
Dalam momen yang menyedihkan ini, para pemain Sevilla dan penggemar mereka memberikan dukungan dan doa kepada Gudelj dan Rico, berharap agar mereka dapat melewati masa-masa sulit ini dengan kekuatan dan keberanian.(*Ibs)
Pewarta Nusantara - Sevilla, yang sebelumnya terjebak di zona degradasi LaLiga selama beberapa pekan, kini memiliki peluang untuk meraih posisi di zona Eropa.
Setelah mengalami tiga pergantian pelatih dalam satu musim, kehadiran Jose Luis Mendilibar membawa perubahan positif bagi klub tersebut.
Saat ini, Sevilla menduduki peringkat ke-11 dalam klasemen LaLiga. Meskipun posisinya masih cukup jauh dari zona Eropa yang hanya mencakup tujuh tim teratas, Rafa Mir dan rekan-rekannya masih memiliki peluang besar untuk berkompetisi di ajang Conference League musim depan.
Persaingan untuk mendapatkan jatah Conference League di LaLiga sangat sengit. Dengan hanya tersisa satu pertandingan, ada tujuh tim yang memiliki peluang untuk lolos.
Sevilla telah mengumpulkan 49 poin, sedangkan Osasuna, yang berada di peringkat ketujuh, memiliki 50 poin. Peringkat ketujuh hingga kesebelas hanya terpaut satu poin saja.
Selain dua klub tersebut, terdapat beberapa klub lain yang memiliki peluang yang sama dalam merebut posisi zona Eropa, seperti Athletic Bilbao, Girona, dan Rayo Vallecano.
Dengan persaingan yang ketat, setiap pertandingan tersisa menjadi krusial bagi Sevilla dalam upaya mereka untuk meraih tiket ke ajang Conference League.
Sevilla menemui peluang yang bagus untuk meraih posisi di zona Eropa, dengan hanya terpaut satu poin dari beberapa klub pesaing.
Pertandingan terakhir LaLiga menjadi sangat menarik, di mana Osasuna akan bertemu dengan Girona.
Sevilla sendiri akan menghadapi Real Sociedad di San Sebastian. Meskipun tidak mudah, lawan yang dihadapi, tuan rumah, sedang berada dalam kondisi terbaik mereka.
Namun, sebagai finalis Liga Europa, Sevilla memiliki sedikit keuntungan. Pasalnya, Real Sociedad tidak lagi memiliki target apa pun dalam pertandingan pekan ke-38.
Motivasi para pemain Real Sociedad jelas akan berkurang, dan inilah yang akan dimanfaatkan oleh Jose Luis Mendilibar dan timnya.
Sevilla harus memanfaatkan situasi ini dengan baik untuk meraih hasil positif di pertandingan terakhir dan meningkatkan peluang mereka dalam merebut tiket ke zona Eropa. (*ibs)
Pewarta Nusantara - Brighton, 25 Mei 2023 - Rentetan kemenangan Manchester City harus terhenti pada pertandingan melawan Brighton.
Meski tetap mempertahankan posisi puncak klasemen sebagai juara, Manchester City harus puas dengan hasil imbang 1-1.
Julio Enciso, seorang pemain muda berusia 19 tahun, menjadi sosok yang menghentikan dominasi City dengan golnya yang berarti.
Pertandingan berlangsung sengit dan penuh dengan drama. Meski Erling Haaland berhasil mencetak gol yang sebenarnya dapat mengembalikan keunggulan bagi tim tamu pada menit ke-80, gol tersebut akhirnya dianulir setelah wasit melihat rekaman VAR dan menemukan adanya pelanggaran sebelumnya.
Keputusan ini memberikan kepercayaan diri yang kembali kepada tuan rumah, Brighton.
Salah satu momen menarik terjadi ketika Kaoru Mitoma hampir mencetak gol yang bisa membuat seluruh penonton di stadion AMEX bergemuruh.
Baca juga: Julio Enciso Mencetak Gol Kejutan saat Brighton vs Manchester City
Namun, kali ini penjaga gawang Manchester City, Stefan Ortega, melakukan penyelamatan yang gemilang dan mencegah terciptanya gol tambahan. Hingga peluit akhir pertandingan ditiup, skor tetap 1-1 tanpa adanya gol tambahan.
Meskipun hasil imbang ini tidak mempengaruhi posisi kedua tim di klasemen, Manchester City sebagai juara tetap mendominasi, sementara Brighton telah mengamankan tiket untuk bermain di Liga Europa.
Namun, yang menarik perhatian adalah fakta bahwa gol Julio Enciso, pemain muda berusia 19 tahun, menjadi penentu yang menghentikan rentetan kemenangan Manchester City dalam 12 pertandingan sebelumnya.
Pewarta Nusantara, Indonesia - Dalam pertandingan antara Manchester City dan Chelsea yang berakhir dengan skor tipis 1-0, Julian Alvarez mencetak gol pada menit ke-12 untuk membawa kemenangan bagi tim tuan rumah.
Hasil ini memastikan bahwa Chelsea tidak akan bisa mengakhiri musim ini di posisi 10 besar klasemen Liga Inggris setelah kekalahan mereka di markas Manchester City.
Meskipun Chelsea masih memiliki satu pertandingan tersisa, secara matematis mereka tidak bisa mengejar selisih poin dengan Fulham yang berada di peringkat ke-10.
Jarak antara kedua tim tersebut adalah sembilan poin. Bagi Manchester City, kemenangan mereka atas Chelsea juga menjadi momen yang spesial karena ini menandai gelar juara Liga Inggris mereka setelah Arsenal mengalami kekalahan di markas Nottingham Forest pada akhir pekan sebelumnya.
Selain itu, Brighton juga mencapai pencapaian yang luar biasa dengan mengamankan tiket berkompetisi di Eropa untuk musim depan.
Kemenangan 3-1 mereka atas Southampton memastikan kehadiran mereka di panggung Eropa. Jika mereka mampu mempertahankan posisi keenam, Brighton akan berlaga di Liga Europa, sedangkan jika mereka finis di urutan ketujuh, mereka akan berpartisipasi dalam persaingan Conference League.
Pewarta Nusantara, Indonesia - Brighton membuat sejarah dengan memastikan tiket kompetisi Eropa untuk pertama kalinya.
Dalam pertandingan melawan Southampton yang berakhir dengan skor 3-1, Evan Ferguson tampil gemilang dengan mencetak dua gol.
Kemenangan ini menjamin Brighton sebagai salah satu wakil Inggris dalam kompetisi Eropa musim depan.
Pertandingan yang berlangsung di Stadion Amex pada Minggu malam mengamankan tiket Eropa bagi The Seagulls.
Dengan tambahan tiga poin, Brighton semakin kokoh berada di peringkat keenam klasemen Liga Inggris.
Mereka dipastikan akan tampil di kompetisi Eropa karena tidak dapat berada di luar peringkat tujuh.
Jika mampu mempertahankan peringkat keenam, Brighton akan berlaga di Liga Europa.
Sementara itu, jika mereka finis di peringkat ketujuh, mereka berhak mendapatkan tiket ke Conference League.
Kesuksesan Brighton meraih tiket ke kompetisi Eropa tidak lepas dari peran penting Roberto De Zerbi.
Sejak kedatangannya pada bulan September, De Zerbi berhasil mengubah The Seagulls menjadi tim yang sulit dikalahkan dan tampil konsisten sepanjang musim.
Di bawah arahannya, Brighton berhasil meraih 14 kemenangan dari 30 pertandingan di liga.
Roberto De Zerbi merasa sangat bangga dan terharu atas pencapaian ini dalam karirnya sebagai pelatih.
Ia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para pemain yang tampil luar biasa sepanjang musim serta dukungan yang diberikan oleh seluruh staf klub.
"Momen ini benar-benar luar biasa. Saya sangat bangga menjadi pelatih kepala klub ini dan meraih kemenangan bersama-sama," ujar De Zerbi dengan perasaan campur aduk.
Baca juga: Liga Europa" href="https://www.pewartanusantara.com/juergen-klopp-siap-bawa-liverpool-jalani-tantangan-di-liga-europa/" rel="bookmark">Juergen Klopp Siap Bawa Liverpool Jalani Tantangan di Liga Europa
Ia juga mengakui kontribusi yang diberikan oleh pemain dan staf klub dalam pencapaian ini.
Pewarta Nusantara - Juergen Klopp, pelatih Liverpool, telah siap menghadapi partisipasi timnya di Liga Europa musim depan setelah hasil imbang 1-1 melawan Aston Villa (20/5/23) yang membuat peluang Liverpool untuk finis di empat besar semakin kecil.
Klopp mengungkapkan bahwa Liverpool akan berusaha meraih gelar juara dalam kompetisi tersebut.
Meskipun secara matematis masih ada kemungkinan bagi Liverpool untuk finis di empat besar, Manchester United dan Newcastle hanya membutuhkan satu poin dari dua pertandingan tersisa untuk memastikan tempat mereka di Liga Champions musim depan.
Klopp tampaknya telah menerima kenyataan bahwa Liverpool akan bermain di Liga Europa musim depan, dan dia siap menghadapinya dengan sikap yang positif.
Dia mengakui bahwa pencapaian Liverpool untuk lolos ke Liga Europa merupakan hal yang luar biasa mengingat persaingan sengit di sekitar mereka.
Klopp juga menegaskan bahwa Liga Europa adalah kompetisi yang sangat baik dan dia berharap timnya dapat mencapai hasil yang memuaskan.
Dengan sikap yang realistis dan fokus yang tinggi, Klopp siap menghadapi tantangan di Liga Europa dan ingin melihat sejauh apa Liverpool dapat berkembang dan meraih kesuksesan dalam kompetisi tersebut.
Laga melawan Aston Villa di Anfield juga menjadi momen emosional bagi empat pemain Liverpool, yaitu Roberto Firmino, James Milner, Naby Keita, dan Alex Oxlade-Chamberlain, karena itu merupakan laga terakhir mereka di hadapan para penggemar Liverpool di Anfield.
Dua di antara keempat pemain tersebut, Firmino dan Milner, turun sebagai pemain pengganti dalam pertandingan tersebut, dengan Firmino berhasil mencetak gol.
Juergen Klopp, manajer Liverpool, mengungkapkan perasaannya terhadap momen tersebut dan menyoroti kedekatan hubungan yang telah terjalin antara para pemain dan tim.
Dia merasa emosional melihat anak sulung dari Firmino, yang kini berusia tujuh tahun atau lebih, karena dia telah mengenalnya sejak bayi. Hal yang sama juga berlaku untuk James Milner.
Baca juga: 5 Gelar Phil Foden Mentereng di Panggung Premier League: Lampaui Banyak Legenda
Klopp menyampaikan bahwa kedua pemain yang masuk sebagai pengganti dalam laga tersebut dengan gemilang telah menunjukkan kontribusi mereka dan memberikan gambaran tentang betapa mereka akan dirindukan di masa mendatang.
Momen perpisahan ini menunjukkan betapa pentingnya para pemain tersebut dalam perjalanan Liverpool, serta ikatan emosional yang terjalin antara mereka dan klub.